keajaiban air zam zam
Keajaiban Air Zam Zam
Kehadirannya tak bisa dilepaskan dari sejarah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Air yang paing baik di muka bumi ini adalah air zam zam. Selain bersih, air zam-zam juga mengandung banyak khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Berjuta juta jamah haji setiap tahunnya mengambil air dari sumur zam-zam, namun sumur tersebut tak pernah kering, konon menurut kisahnya, air zam-zam tersebut dipakai untuk mensucikan hari Rosulullah sebelum menjalani Isra’ Mi’raj.
Bagaimana asal mula air zam-zam..?
Keberadaan air zam-zam ini tak dapat dilepaskan dari sejarah Nabi Ibrahin dan Ismail. Jejakan kaki Ismail (waktu masih kecil), saat ditinggalkan bersama Siti Hajar oleh Nabi Ibrahim di padang nan gersang, menjadi lantaran bagi memancarnya sumber air zam-zam tersebut, Allah terus melanggengkan pancaran air zam-zam tersebut hingga detik ini. Sumber air zam-zam tersebut berada di dalam kompleks Masjidil Haram akan tetapi, saat ini pintu masuk air zam-zam telah ditutup oleh pemerintah Arab Saudi. Penutupan ini dilakukan untuk memperlancar pelaksanaan thawaf, pintu tersebut memang berada di jalur pelataran thawaf, sehingga saat ini para jamah haji mengambil air zam-zam sepuasnya di sisi Masjidil Haram.
Fakta-fakta mengenai air zam-zam..
1. Air zam-zam disebut sebut mempunyai kandungan mineral kalsium, magnesium dan fluorida yang cukup tinggi.
2. sumur zam-zam berada dalam wadi Ibrahim yang mengalir melalui kota suci Makkah Al Mukarromah.
3. sumur zam-zam kini berada dalam ruang bawah tanah, dilindungi oleh panel panel kaca sehingga sumur bisa terlihat dengan jelas akan tetapi ruangan tersebut tidak terbuka untuk umum.
4. sumur zam-zam digali secara manual, dalamnya 30,5 m. diameter bagian dalamnya antara 1,08 hingga 2,66 m.
5. penyedotan air zam-zam kini menggunakan pompa listrik
6. sebelum didistribusikan pada konsumen dan dibawa ke Madinah, air zam zam disaring beberapa kali. Penyaringan pertama menggunakan penyaringan pasir, penyaring mikro dan pemusnahan kuman dengan ultra violet.
7. untuk menjamin kualitas dan ketersediaan air zam zam, pemerintah Arab Saudi mendirikan zam-zam Studies and Research Center.
Apakah air zam-zam akan habis..?
Sebuah pertanyaan yang sangat menantang, sebuah uji coba telah dilakukan yakni uji pemompaan sumur zam zam sebanyak 8000 liter/detik selama kurang lebih 24 jam menunjukkan tingginya air menurun dari 3,23 m dibawah tanah hingga 12,79 m, dan lalu menjadi 13,39 meter. Setelah itu tinggi air berhenti merosot. Air kembali naik ke 3,9 m dibawah tanah hanya 11 menit setelah pemompaan dihentikan. Adanya kemungkinan air yang masuk lewat lapisan tanah meuju sumur berasal dari retakan batuan di gunung gunung di sekitar Makkah, jadi air zam zam takkan pernah habis.
Keutamaan Ayat Kursi
Pada zaman Nabi, ada empat orang sahabat yang oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam dianjurkan agar belajar al-qur’an kepadanya. Salah satunya adalah sahabat Ubay ibnu Ka’ab radhiyallahu anhu, yang mana pemahaman beliau terhadap Al-qur’an sudah tidak diragukan lagi. Suatu hari Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam bertanya kepada beliau, “ayat apakah yang paling mulia didalam Al-qur’an?”. Pertanyaan ini jelas tidak mudah bagi Ubay bin Kaab, mengingat terdapat lebih dari enam ribu ayat di dalam Al-qur’an. Setelah beberapa saat, sahabat Ubay bin Ka’ab spontan menjawab “ayat yang paling mulia didalam Al-qur’an adalah ayat kursi”. Mendengar jawaban dari Ubay bin Ka’ab, Nabi pun menunjukan kebahagiaannya, dikarenakan pertanyaan beliau mampu dijawab dengan benar oleh sahabatnya. Rasulullah pun dengan bahagia menepuk dada Ubay bin Ka’ab lalu berkata “engkau telah menguasai ilmu Al-qur’an”.
Ayat kursi adalah ayat yang paling mulia dari seluruh ayat yang terdapat didalam Al-qur-an. Ayat kursi merupakan ayat ke-255 dari surat Al-Baqarah. Pada ayat ini Allah berfirman, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak untuk disembah) melainkan Dia. Yang Maha Hidup, Yang Terus-menerus Mengurus (makhluk-makhlukNya), Tidak Mengantuk dan Tidak Tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan meraka dan apa yang dibelakang mereka, dan meraka tidak mengetahui sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi Maha besar”.
Perlu dibedakan di sini antara ayat yang paling mulia dengan surat yang paling mulia, bahwa keduanya itu berbeda. Yang mana ayat yang paling mulia adalah ayat kursi, sedangkan surat yang paling mulia adalah surat Al-Fatihah. Hal ini merujuk pada hadist yang lain mengenai surat yang paling mulia di dalam Al-qur’an. Selain menjadi ayat yang paling mulia didalam Al-qur’an, ayat kursi ini memiliki keutamaan-keutamaan, yaitu:
1.Menjadi salah satu jalan menuju surga
Ayat kursi menjadi salah satu jalan menuju surga dengan dibaca disetiap selesai shalat fardhu, siapa yang menjaga bacaan ayat kursi setelah shalat fardhu yang dibaca setelah membaca dzikir yang diajarkan oleh Nabi, maka akan dimudahkan jalannya menuju surga.
2.Sebagai pelindung dari gangguan setan
Dari Abu Hurairah ia berkata Rasulullah shallallahu’alaihi wassalam mewakilkan aku (memberi amanah kepadaku) untuk menjaga zakat Ramadhan. Maka datanglah seseorang dan ia pun mengambil segenggam makanan, maka aku menangkapnya dan kukatakan, “Aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah.” Orang itu berkata, “Sungguh aku sangat membutuhkannya, aku menanggung keluarga, dan aku dalam keadaan yang sangat membutuhkan.” Abu Hurairah berkata, “Maka aku pun melepaskannya.” Ketika pagi hari tiba, Nabi bertanya “Wahai Abu Hurairah! Apa yang diperbuat oleh tawananmu semalam?” Abu Hurairah menjawab: Saya katakan,”Wahai Rasulullah, dia mengeluhkan kebutuhannya dan keluarga yang ditanggungnya, maka aku mengasihaninya dan aku melepaskannya.” Beliau bersabda “Ketahuilah, sesungguhnya ia telah berdusta kepadamu dan sungguh ia akan kembali lagi.”
Maka aku mengetahui (dengan yakin) bahwa dia pasti akan datang lagi berdasarkan sabda Rasulullah,”sungguh ia akan kembali lagi.” Maka aku pun mengawasinya, kemudian ia mulai mengambil segenggam makanan, lalu aku menangkapnya dan kukatakan,”Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah.” Orang itu pun menjawab, “Lepaskan aku! Sungguh aku sangat membutuhkannya dan aku punya tanggungan keluarga. Aku tidak akan kembali lagi.” Maka akupun mengasihaninya dan melepaskannya.”
Ketika pagi tiba, Rasulullah bertanya kepadaku,”Wahai Abu Hurairah! Apa yang telah dilakukan oleh tawananmu?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah! Ia mengeluhkan kebutuhannya yang sangat dan keluarga yang ditanggungnya, maka aku pun mengasihaninya dan melepaskannya.” Kemudian beliau bersabda,”Ketahuilah sesungguhnya ia telah berdusta kepadamu dan ia akan kembali lagi.” Maka aku pun mengawasinya untuk ketiga kalinya, ia pun mulai mengambil segenggam makanan lalu aku pun menangkapnya dan kukatakan,”Sungguh aku akan melaporkanmu kepada Rasulullah dan yang ketiga kali inilah yang terakhir. Engkau mengaku bahwa engkau tidak akan kembali lagi, tetapi engkau kembali lagi.” Orang itu berkata,”Lepaskan aku! Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadamu.”
Aku berkata,”Apa itu?” orang itu berkata,”Apabila engkau hendak berbaring di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi yaitu Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum sampai akhir ayat. Sungguh engkau senantiasa mendapat penjagaan dari Allah dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari.” Maka aku pun melepaskannya. Ketika pagi hari, Rasulullah bertanya kepadaku, “Wahai Abu Hurairah apa yang telah dilakukan tawananmu semalam?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah! Ia mengaku bahwa ia mengajariku beberapa kalimat yang dengannya Allah akan memberikan manfaat kepadaku, maka aku pun melepaskannya.” Beliau bertanya,”Apa itu?” Aku berkata,”Ia berkata kepadaku apabila engkau hendak berbaring di tempat tidurmu maka bacalah ayat kursi yaitu Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum sampai akhir ayat. Sungguh engkau senantiasa mendapat penjagaan dari Allah dan setan tidak akan mendekatimu sampai pagi hari.” Maka aku pun melepaskannya. Maka Nabi bersabda, “Ketahuilah! Sesungguhnya ia ia telah berkata jujur kepadamu tetapi ia adalah pendusta. Tahukah engkau siapa orang yang engkau ajak bicara selama tiga hari itu wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab, “Tidak.” Beliau menjawab, “Itu adalah syaitan.”
Apa hikmah yang menyebabkan ayat kursi menjadi ayat yang paling mulia dibandingkan dari ayat-ayat lainnya didalam Al-qur’an..?
bahwa ayat kursi adalah ayat yang paling banyak menyebut sifat-sifat ALLAH subhanallahu wa ta’ala. Sifat yang disebut didalamnya adalah sifat-sifat yang Maha besar, memiliki ketinggian, kesempurnaan serta sifat-sifat tersebut dapat memberikan pelajaran besar kepada diri kita. Dalam hal ini bukan berarti ayat-ayat yang lain tidak mulia, melainkan ayat kursi adalah ayat yang paling mulia diantara ayat-ayat mulia lainnya.
Sifat-sifat yang terkandung dalam ayat kursi ini adalah sifat ALLAH. ALLAH adalah salah satu dari nama-nama ALLAH subhanallahu wa ta’ala yang banyak, yang menunjukan ketinggian, kemulian, dan keagungan-Nya, dari setiap nama-nama ALLAH itu mengandung sifat masing-masing. Nama-nama ALLAH subhanallahu wa ta’ala itu ada tiga jenis, yang pertama adalah nama-nama ALLAH yang diturunkan kepada umat manusia. Yang kedua adalah nama-nama yang hanya diajarkan kepada sebagian makhluk saja, dalam hal ini yang dimaksud adalah para malaikat. Yang ketiga adalah nama-nama ALLAH subhanallahu wa ta’ala yang tidak diajarkan kepada siapapun, hanya ALLAH subhanallahu wa ta’ala yang mengetahuinya. Sehingga 99 nama ALLAH subhanallahu wa ta’ala yang terdapat dalam asmaul husna adalah sebagian kecil saja dari nama-nama ALLAH yang ada.
19 Keistimewaan Yang Dimiliki Wanita
1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda , ” Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia.”
2. Wanita yang salehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang saleh.
3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa menangis karena takut akan Allah .Dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka ke atas tubuhnya.
4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah Saw di dalam surga);
5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah.Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.
6. Surga itu di bawah telapak kaki ibu;
7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah surga.
8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.
9. Daripada Aisyah r.a.” Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka.
10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. Masuklah dari mana saja pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.
11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya serta menjaga salat dan puasanya.
12. Aisyah r.a berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah SAW “Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah SAW, “Ibunya.”.
13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki.
14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).
15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.
16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.
17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.
18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan
daripada susunya diberi satu kebajikan.
19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.
Sabar Dalam Menaati Perintah Allah
Rasulullah SAW merupakan contoh terbaik bagaimana seorang hamba menghadapi ujian dalam menaati perintah Allah. Tengoklah sejarah perjalanan dakwah Rasulullah dalam menyampaikan risalah Islam di Makkah. Kita akan dapati bahwa ujian terus-menerus mengikuti langkah Rasulullah. Tidak pernah lelah dan tidak pernah berhenti orang-orang yang memusuhi dakwah Islam itu mengatur rencana dan muslihat untuk mencelakai Rasulullah dan agar Rasulullah berhenti berdakwah.
Ketika paman Rasulullah, Abu Thalib masih hidup, kaum kafir mendatanginya dengan memberikan tawaran berupa kesenangan dunia, yaiut harta, tahta, dan wanita tapi Rasulullah menolak tawaran itu
Rasulullah SAW. bersabda:
“Kalaupun matahari diletakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku agar aku meninggalkan risalah ini, pastilah tidak akan aku meninggalkannya hingga Allah memenangkannya atau aku binasa.”
Setelah Abu Thalib wafat, kaum kafir pun makin leluasa dan semakin menjadi-jadi dalam usahanya menghentikan dakwah Rasulullah. Tidak hanya cacian, makian bahkan penganiayaan fisik dan rencan pembunuhan dilakukan untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW.
“Bersabarlah (Hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.”(Q.S. An-Nahl: 127)
Rasulullah adalah teladan dalam mengimplementasikan rasa sabar ketika menjalankan ketaatan kepada Allah, meski menghadapi ujian yang sangat berat. Ujian yang kita hadapi dalam menjalankan perintah Allah mungkin tidak ada apa-apannya dibandingkan yang dialami Rasulullah Kondisi kita saat ini jauh lebih baik baik. Kita leluasa menjalankan perintah Allah tanpa ada hambatan dari pihak luar. Tapi hambatan itu justru datang dari dalam diri kita sendiri, dari hawa nafsu yang terus mendorong kita untuk melalaikan perintah Allah. Contoh kecil yang sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika panggilan sholat datang seringkali kita masih sibuk dengan urusan dunia. Panggilan Adzan pun diabaikan, kita pun kalah oleh nafsu dan menunda shalat atau bahkan melalaikannya.
Padahal ganjaran Allah sangat besar terhadap orang yang bersabar dalam menghadapi hawa nafsu yang senantiasa melalaikan kita dari menaati perintah Allah.
“Apa yang di sismu akan lenyap, dan apa yang ada di sisia Allah akan kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabr dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl: 96)
Keutamaan Bulan Syawal
Rasulullah saw bersabda:
عن أبي أيوب الأنصارى أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: ((من صام رمضان, ثم أتبعه ستا من شوال, كان كصيام الدهر)) [رواه مسلم]
Artinya :“Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan, kemudian diikuti dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal, maka sama dengan telah berpuasa selama satu tahun” (HR. Muslim).
Abu Hurairah berkata: “Pahalanya satu tahun, karena setiap hari pahalanya sama dengan puasa sepuluh hari. Tiga puluh hari ramadhan sama dengan tiga ratus hari ditambah enam hari bulan syawal sama dengan enam puluh hari, sehingga jumlah seluruhnya adalah tiga ratus enam puluh hari yakni satu tahun. Hal ini, karena Allah berfirman: “Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya” (QS. Al-An’am: 160)”.
Jumhur ulama berpendapat, berdasarkan hadits di atas, bahwa puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya sunnat. Sedangkan Imam Malik memandangnya sebagai perbuatan makruh, karena takut dinilai sebagai suatu kewajiban sebagaimana puasa di bulan Ramadhan.Jumhur ulama yang menghukumi sunnah, kemudian berbeda pendapat dalam hal praktek melakukan puasa enam hari dimaksud.
Pendapat pertama, mengatakan, disunnahkan untuk dilakukan secara berurutan sejak awal bulan (dari tanggal 2 sampai tanggal 7 Syawal). Pendapat ini merupakan pendapat Imam Syafi’i dan Ibnul Mubarak. Hal ini di antaranya berdasarkan hadits di bawah ini:
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((من صام ستة أيام بعد الفطر متتابعة, فكأنما صام السنة)) [رواه الطبراني]
Artinya: Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang puasa enam hari setelah Idul Fitri secara berurutan, maka seolah dia telah melakukan puasa satu tahun penuh” (HR. Thabrani).
Pendapat kedua, bahwa baik berurutan ataupun tidak sama-sama sunnahnya. Pendapat ini merupakan pendapatnya Imam Ahmad dan Imam Waki’.
Pendapat ketiga, mengatakan, tidak sebaiknya tidak berpuasa beberapa hari setelah Idul Fitri, akan tetapi sebaiknya berpuasa tiga hari sebelum hari bulan purnama, dan tiga hari setelah hari bulan purnama (hari bulan purnama adalah tanggal 13, 14 dan 15, berarti menurut pendapat ini sebaiknya berpuasa tanggal 10, 11 dan 12 serta, 16, 17 dan 18).
Manfaat-manfaat puasa syawal
Di antara manfaat puasa Syawal ini sebagaimana dituturkan Ibnu Rajab adalah sebagai berikut:
Pertama, puasa enam hari pada bulan Syawal pahalanya sama dengan puasa satu tahun penuh sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.
Kedua, puasa pada bulan Syawal dan Sya’ban seperti shalat sunnat rawatib. Fungsinya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan dalam shalat wajib. Karena, kelak pada hari Kiamat, pahala wajib dapat disempurnakan dengan amalan sunnat.
Ketiga, dengan puasa enam hari pada bulan Syawal di antara ciri puasa Ramadhannya diterima oleh Allah, karena apabila Allah menerima amal ibadah seseorang, Allah akan memudahkan orang tersebut untuk melakukan amal shaleh lainnya. Para ulama berkata: “Pahala kebaikan adalah dengan kebaikan setelahnya. Siapa yang melakukan kebaikan, lalu setelahnya diikuti dengan kebaikan lainnya, maka itu bukti diterimanya kebaikan pertama”.
Keempat, puasa enam hari di bulan Syawal di antara cara bersyukur kepada Allah. Orang yang berpuasa Ramadhan berhak mendapatkan ampunan (maghfirah) dari Allah atas segala dosa-dosanya yang telah lalu, dan tidak ada nikmat yang paling berharga selain pengampunan Allah. Karena itu, mereka yang telah berpuasa Ramadhan patut bersyukur atas nikmat ini, di antaranya dengan berpuasa enam hari di bulan Syawal. “Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, dan supaya kamu bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
Kelima, puasa enam hari pada bulan Syawal, bukti bahwa kebaikan dan amal shaleh tidak berakhir seiring berlalunya Ramadhan, akan tetapi terus berlanjut selama hidup. Seorang ulama shaleh, Bisyir, pernah ditanya tentang orang-orang yang hanya beribadah pada bulan Ramadhan, ia menjawab: “Sejahat-jahat kaum adalah mereka yang hanya mengenal dan menyembah Allah pada bulan Ramadhan saja”.
Imam as-Syibly pernah ditanya: “Mana yang paling utama; apakah bulan Sya’ban atau bulan Ramadhan?”
Ia menjawab: “Jadilah hamba yang menyembah Allah (rabbaniyyan) bukan yang menyembah bulan Ramadhan (ramadhaniyyan)”.
Keutamaan Berdzikir
mam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Zuhair bin Harb menuturkan kepadaku demikian juga Muhammad bin al-Mutsanna. Mereka semua menuturkan dari Yahya al-Qaththan. Zuhair mengatakan, Yahya bin Sa’id menuturkan kepada kami dari Ubaidillah. Dia berkata, Khubaib bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda ;
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (1) Seorang pemimpin yang adil, (2) Seorang pemuda yang tumbuh dalam ketekunan beribadah kepada Allah, (3) Seorang lelaki yang hatinya selalu bergantung di masjid, (4) Dua orang lelaki yang saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena-Nya, (5) Seorang lelaki yang diajak berzina oleh seorang perempuan cantik lagi berkedudukan namun mengatakan, ‘Aku merasa takut kepada Allah’, (6) Seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kanannya tidak mengerti apa yang diinfakkan oleh tangan kirinya (terbalik, seharusnya ’sampai-sampai tangan kirinya tidak mengerti apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya’, pent), (7) Dan juga seorang yang mengingat Allah di saat sendirian hingga kedua matanya mengalirkan air mata.”
(Hadits ini juga diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab az-Zakah dengan judul bab ‘Shadaqah dengan tangan kanan’. Diterjemahkan secara bebas dari as-Shahih al-Musnad min Adzkar al-Yaum wa al-Lailah, Syaikh Musthofa al-Adawi, hal. 12-13)
Hadits ini mengandung banyak pelajaran berharga, di antaranya:
1. Penetapan adanya hari kiamat.
2. Penetapan adanya pembalasan amal.
3. Dahsyatnya peristiwa di hari kiamat.
4. Betapa lemahnya manusia di hadapan Allah ta’ala.
5. Kecintaan Allah kepada orang-orang yang taat kepada-Nya.
6. Yang dimaksud dengan naungan Allah di sini adalah naungan Arsy-Nya sebagaimana disebutkan dalam hadits lainnya yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari.
7. Allah mencintai keadilan dan membenci kezaliman.
8. Perintah untuk menegakkan keadilan.
9. Keutamaan pemimpin yang adil.
10. Beratnya cobaan dan godaan yang menimpa seorang pemimpin.
11. Keutamaan pemuda yang tekun beribadah kepada Allah.
12. Beratnya cobaan dan godaan yang dialami para pemuda, dan perintah kepada para orang tua agar membina generasi muda untuk gemar taat beribadah kepada Rabbnya.
13. Keutamaan lelaki yang hatinya bergantung di masjid.
14. Keutamaan masjid.
15. Cinta dan benci karena Allah.
16. Beramal karena Allah.
17. Dahsyatnya godaan wanita.
18. Jalan ke Surga diliputi oleh hal-hal yang tidak menyenangkan, sedangkan jalan menuju Neraka diliputi hal-hal yang disukai oleh hawa nafsu manusia.
19. Kewajiban menjauhkan diri dari zina.
20. Keutamaan rasa takut kepada Allah dan ia merupakan bukti kekuatan iman.
21. Keutamaan bersedekah, terlebih lagi dengan sembunyi-sembunyi.
22. Bersedekah dengan tangan kanan.
23. Keutamaan berdzikir kepada Allah, terlebih apabila sendirian.
24. Dorongan untuk ikhlas dalam beramal.
25. Keutamaan menangis karena Allah.
26. Iman mencakup ucapan, perbuatan, dan keyakinan, bisa bertambah dan berkurang.
27. Baiknya amal lahir tergantung pada amal hati.
28. Semakin sulit keadaan seseorang untuk taat kepada Allah namun dia tetap taat kepada-Nya maka balasan dari sisi Allah juga akan semakin besar.
29. Penetapan kehendak pada diri Allah.
30. Penetapan kehendak pada diri makhluk, ini adalah bantahan bagi Jabriyah (kelompok yang mengatakan bahwa seorang hamba dipaksa dalam melakukan perbuatan dan tidak ada hak untuk memilih, tidak ada kekuatan, serta tidak ada kehendak baginya -ed).
31. Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah maka Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih baik. Dan lain sebagainya yang belum kami ketahui, wallahu a’lam.
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Malam lailatul qadar adalah malam yg dtang pda 10 hari terakhir bulan ramadhan, seperti sabda rasulullah berikut: “Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR.Bukhari Muslim). Malam Lailatul Qadar pun memiliki keagungan dan keutamaannya di sisi Allah SWT. Karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun, seperti firman Allah: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”(QS.Ad-Dukhan: 4). Malam Lailatul Qadar juga lebih baik dari pada seribu bulan seperti firman Allah: “Sesungguh Kami menurunkan Al Qur’an pada malam Lailatul Qadar tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar itu? Malam Lailatul Qadar itu lbh baik dari seribu bulan Pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dgn izin Rabb mereka (untuk membawa) segala urusan Selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (Al Qadar : 1-5).
Bagaimana Mencari Lailatul Qadr..?
Sesungguhnya malam yang diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Oleh karena itu dianjurkan bagi muslimin agar bersemangat dalam melakukan ketaatan kepada Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadr seperti melakukan shalat tarawih, membaca Al-Qur`an, menghafalnya dan memahaminya serta amalan yang lainnya, yang dilakukan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala-Nya yang besar. Jika dia telah berbuat demikian maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa shalat malam/tarawih (bertepatan) pada malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Al-Bukhariy 38 dan Muslim no.760)
Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut. Diriwayatkan dari ‘A`isyah, dia berkata: Aku bertanya: Ya Rasulullah, apa pendapatmu jika aku tahu kapan Lailatul Qadr (terjadi), apa yang harus aku ucapkan? Beliau menjawab: “Ucapkanlah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. At-Tirmidziy 3760 dan Ibnu Majah 3850, sanadnya shahih)
Saudaraku, setelah engkau mengetahui bagaimana keadaan malam Lailatul Qadr (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita, perintahkan kepada istrimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari ‘A`isyah berkata:
“Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila masuk pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, beliau menghidupkan malamnya, membangunkan keluarganya, dan bersungguh-sungguh serta mengencangkan kainnya (yaitu menjauhi istri-istrinya untuk konsentrasi beribadah dan mencari Lailatul Qadr).” (HR. Al-Bukhariy no.2024 dan Muslim no.1174)
tanda-tanda Malam Lailatul Qadar
Ketahuilah hamba yg taat mudah-mudahan Allah menguatkanmu dgn roh dari-Nya dan membantu dgn pertolongan-Nya sesungguh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan pagi malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya.
Dari ‘Ubai Radhiyallahu ‘anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Pagi hari malam Lailatul Qadar matahari terbit tak menyilaukan seperti bejana hingga meninggi.” (Muslim (762))
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan beliau bersabda:
“Siapa di antara kalian yg ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah.” (Muslim (1170 /Perkataan syiqi jafnah syiq arti setengah jafnah arti bejana. Al Qadhi ‘Iyadh berkata “Dalam hadits ini ada isyarat bahwa malam Lailatul Qadar hanya terjadi di akhir bulan karena bulan tak akan seperti demikian ketika terbit kecuali di akhir-akhir bulan.”)
Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma ia berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“(Malam) Lailatul Qadar adlh malam yg indah cerah tak panas dan tak juga dingin (dan) keesokan hari cahaya sinar matahari melemah kemerah- merahan.”.
Begitu banyak kebaikan yang akan diterima oleh mereka yang sabar. Orang yang sabar memiliki kepribadian yang kuat. Mereka yang menang melawan hawa nafsunya. Mereka memiliki ketenangan jiwa sehingga berbagai ujian dan cobaan tidak membuatnya jadi stres atau depresi. Berbagai ujian itu justru membuat keimanan dan keyakinannya akan kasih sayang Allah semakin bertambah. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar bisa bersikap sabar.
1. Berbaik sangka kepada ketetapan Allah
Ketika ujian dan cobaan datang menghampiri, baik ujian kebaikan maupun keburukan, yakinlah bahwa apa yang menjadi ketetapan Allah adalah baik untuk diri kita. Itu karena Allah Maha Mengetahui, sementara pengetahuan manusia masih sangat terbatas. Kita tidak pernah tau hikmah dibalik ujian dan cobaan yang diterima sebelum menjalaninya. Karena itu, berbaik sangkalah kepada-Nya dan ketahuilah bahwa ujian dan cobaan yang datang tidak akan melebihi kemampuan kita menanggunnya karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang pada semua hamba-Nya.
2. Ridho pada ketentuan-Nya
Terimalah semua ketentuan Allah yang berlaku pada diri kita dengan lapang dada sehingga jiwa kita menjadi tenang. Ketenangan jiwa ini akan memudahkan kita menemukan jalan keluar dari setiap persoalan. Ketika kita telah ridho dengan ketentuan-Nya, Allah pun akan meridhoi kita. Jika Allah sudah ridho, pertolongan-Nya tinggal menunggu waktu.
3. Berusaha dan Berdoa
Sikap yang baik dalam menerima ujian adalah bersabar. Bersabar bukan berarti diam tanpa melakukan apapun. Bersabar adalah bergerak. Ketika kita telah menerima ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah dengan ridho, yakinlah pada diri kita bahwa ujian ini pasti ada ujungnya. Setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an dan janji Allah pasti benar. Bersabar adalah bergerak dalam koridor jalan yang diridhoi Allah, menjemput hikmah yang ada di ujung jalan ujian yang kita jalani. Sementara itu berdoa adalah pendamping usaha yang harus kita lakukan, memohon hanya kepada Allah karena Dialah yang memberi ujian dan dari Dia pulalah jalan keluar itu datang.
4. Yakin dengan pertolongan Allah
Pertolongan hanya datang dari Allah, bukan dari yang lain. Bermohonlah hanya kepada-Nya dan bukan pada yang lain. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Jika ia berkehendak, segalanya bisa terjadi. Karena itu, mendekatlah kepada-Nya. Yakinlah bahwa pertolongan itu pasti akan segera tiba.
5. terus berlatih agar menjadi pribadi penyabar
Bukan hal mudah menjadi pribadi yang penyabar. Meski demikian, kita tidak boleh mudah menyerah. Ingatlah, begitu besar ganjaran dari Allah bagi orang yang bersabar. Jadi, teruslah berlatih walau lelah. Perlu kita ketahui bahwa puasa adalah sarana efektif guna melatih kesabaran, menahan keinginan, dan menundukan hawa nafsu. Mudah-mudahan, perlahan akan tumbuh bibit kesabaran dalam menjalani kehidupan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang selalu melatih dirinya untuk bersabar, Allah akan membuatnya menjadi penyabar.”
0 komentar:
Posting Komentar